twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Bakat Kreatif


            Tumor sebesar jeruk kecil di belakang dahi Elliot telah dibuang habis. Pembedahannya dinyatakan sukses. Kendati begitu, rasanya ada yang aneh. Orang-orang yang mengenalnya secara baik mengatakan bahwa ia bukan lagi Elliot yang dulu. Ia mengalami perubahan kepribadian secara drastis. Begitu pun kehidupannya. Ia kehilangan pekerjaannya sebagai pengacara. Istrinya meninggalkannya. Dan, setelah menghamburkan tabungannya untuk berbagai investasi yang tak membuahkan keuntungan, ia hidup menumpang pada saudaranya.
            Kasus Elliot menjadi fenomena menarik sekaligus membingungkan. Secara intelektual ia sama cerdasnya seperti dahulu, tetapi kacau dalam konsep waktu. Ia juga bingung bila dihadapkan pada detail-detail, dan kehilangan makna prioritas. Pengujian intelektual yang lebih mendalam tak menemukan hal yang tidak beres pada kemampuan mental Elliot. Akhirnya ia mengunjungi ahli saraf. Antonio Damasio, neurolog yang dikunjungi Elliot, terkejut karena menemukan bahwa ada salah satu unsur yang hilang dari repertoar mental Elliot. Meskipun tidak ada yang salah pada logika, ingatan, perhatian, dan kemampuan kognitif lainnya namun ia tidak tahu apa perasaannya atas hal-hal yang terjadi pada dirinya. Damasio menyimpulkan bahwa sumber ketidaksadaran emosional ini adalah dibuangnya bagian lobus prefrontal Elliot bersama dengan pembedahan tumor otaknya.
            Pembedahan itu sekaligus memutuskan ikatan antara pusat-pusat otak emosional yang lebih rendah, terutama amigdala dan sirkuit-sirkuit yang berkaitan, dan kemampuan berpikir neokorteks. Ia berpikir seperti komputer, tiap pilihan bersifat netral, mampu membuat langkah menurut kalkulasi keputusan tapi tidak sanggup menetapkan nilai bagi berbagai kemungkinan. Ia dapat menceritakan peristiwa-peristiwa tragis dalam hidupnya dengan nada yang datar, tanpa kesedihan, kekecewaan, kemarahan, atau penyesalan. Damasio merasa lebih sedih mendengar kisah Elliot dibandingkan Elliot sendiri. Ia telah mengalami banyak kerugian besar berkaitan dengan segi kemanusiaannya.
            Kecelakaan menyedihkan yang dialami Elliot itu rasa-rasanya juga dialami sebagai tragedi masyarakat modern sebagaimana digambarkan Harvey Cox dalam Feast of Fools. Dikemukakan oleh Cox bahwa masyarakat Barat dan semua masyarakat yang diikutsertakan dalam proses industrialisasi, telah mengalami kerugian besar dalam segi kemanusiaannya. Di bawah pengaruh Marxisme maupun agama, ditekankan secara berat sebelah bahwa manusia itu homo faber, manusia pekerja. Sementara itu, dibawah pengaruh filsafat Thomas Aquinas dan Descartes ditekankan manusia sebagai homo intellectualis. Tekanan itu diperkuat dengan industrialisasi, didukung filsafat, dan dihalalkan agama Kristen sehingga membawa hasil kemajuan yang amat mengagumkan. Tetapi, menurut Cox, disadari kemudian bahwa harga kemajuan itu amat mahal. Bukan hanya karena berjuta orang di luar Eropa dan Amerika Utara menjadi makin miskin, juga bukan hanya karena sungai-laut-udara diracuni, melainkan karena jiwa menjadi miskin. Masyarakat Barat mencapai kemakmuran dengan menjadi miskin dalam daya-daya kehidupan. Mereka kehilangan unsur penting dalam dirinya yakni perasaan dan kemampuan berfantasi. Mereka lupa berpesta lagi.
            Mereka fasih melakukan kegiatan yang efektif, membuat perhitungan-perhitungan yang selalu klop, tetapi lupa mengingat masa lalu, bermain, berpesta, dan berfantasi. Istilah fantasi oleh Cox dimaksudkan sebagai imajinasi yang diteruskan, yang mengatasi struktur kenyataan sehari-hari, semacam day-dreams yang kreatif. Kreativitas bukan sekadar daya cipta, tapi lebih menunjuk kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Kreativitas menjadi penting karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya. Perwujudan diri ini menjadi salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Maslow, yang menyelidiki sistem kebutuhan manusia, menekankan bahwa kreativitas merupakan perwujudan individu yang berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan dirinya dan memberikan kepuasan. Orang-orang yang sehat, bebas dari hambatan-hambatan, dapat mewujudkan diri sepenuhnya.
            Karena itulah, tetap cerdas seperti Elliot pascapembedahan saja belum cukup. Juga, meraih kemakmuran, seperi dialami masyarakat industrial yang digambarkan Cox, masih kurang. Masih ada lubang, belum utuh sisi kemanusiaannya. Kreativitaslah yang menjamin keutuhan itu. Ia merambah segala bidang kehidupan. Dan, seperti fantasi ia bergerak bebas, tak bisa dibatasi. Konon, bakat kreatif dimiliki oleh semua orang. Dan, menurut Utami Munandar yang meraih gelar doktor psikologinya dengan disertasi Creativity and Education, bakat kreatif ini dapat ditingkatkan, karena itu perlu dipupuk sejak dini. (F.X. Warindrayana)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates