twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

ANAKKU DINAKALI TEMANNYA

    Suatu siang anakku pulang dari sekolah dengan mata berkaca-kaca. Katanya, tadi di sekolah ia sempat menangis karena didorong dan “dilempar” makanan oleh anak lain. Begitu ceritanya. Sebenarnya itu tak penting bagiku. Tetapi, aku menjadi resah karena ini menambah rasa tak nyamannya. Maklum, hari-hari itu adalah hari-hari awalnya di kelas I. Kami sedang berupaya membuatnya nyaman dan senang belajar di lingkungan barunya.
Ia sedang berbaris waktu itu, dan ada di posisi paling depan seperti biasa. Anak yang diceritakannya tersebut berasal dari kelas lain. Mendengar lonceng berbunyi, anak itu berlari sambil melemparkan makanan yang tak sempat dihabiskannya. Ia menabrak anakku, dan entah disengaja atau kebetulan makanan yang dilempar tadi itu mengenai wajah anakku. Anakku tak sempat mengelak, dan tak bisa berbuat apa-apa karena terikat formasi. Jengkel ia mungkin jadinya.
    “Besok kucarinya ya, Yah? Tapi, sayang aku tidak melihat wajahnya dengan jelas. Ia terus lari...,” katanya. Aku terperangah oleh kata-katanya. Pengalaman nakalnya di TK sepertinya bisa muncul kembali. Sebenarnya, secara jujur aku merasa bangga juga sih, anakku mentalnya tidak jatuh oleh pengalaman buruk itu. Tetapi, aku jadi teringat wawancaraku dengan seorang psikolog dari USD Jogjakarta, Tanti Arini, yang kulakukan untuk melengkapi sebuah tulisan waktu itu. “Dunia luar itu tidak ideal,” katanya. Maksudnya tak seideal “pelukan” orang tua.
    Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi pertumbuhan anaknya. Mereka memberikan pendidikan dan membangun tata nilai sesuai pilihan terbaiknya. Kalau saja mungkin, mereka tentu ingin membangun sebuah dunia ideal yang steril bagi anaknya. Tetapi, itu nyaris tak mungkin ketika anak-anak mulai lepas dari pangkuan, dan beranjak keluar rumah. Pada saatnya anak-anak memang harus bersosialisasi. Padahal, bukankah di luar rumah banyak hal bisa terjadi di luar yang kita kehendaki? Termasuk, rentan terjadi kekerasan seperti baru saja dialami oleh anakku.
    “Balas!” Ini respons orang tua yang mendapatkan anaknya mengalami kekerasan dari teman sebayanya. Secara spontan orang tua akan merasa tidak rela. Apalagi, kalau melihat anaknya kesakitan dan menangis. “Balas!” Kata itu terucapkan atau pun tidak, namun rasa-rasanya begitulah keinginan hati orang tua. Paling tidak, hasil pooling sebuah majalah yang pernah kubaca menunjukkan kecenderungan seperti itu. Tetapi, aku tak bisa begitu. Lingkungan tempat tinggal kami adalah kampung. Ada seorang teman yang bahkan menyebutnya “slum”. Akrab dengan “kekerasan”. Tak diajari pun, anak akan mengadopsi sendiri. Aku justru selalu berupaya menekankan nonviolence; dan mekanisme pertahanan diri atau menghindarkan diri dari kekerasan adalah dengan “kecerdasan” dan kasih sayang. Tetapi ini sulit. Terbukti, seminggu kemudian saat istirahat, anakku mengejar dan memukul kepala temannya karena ia melempar anakku dengan donat.
     “Andre, kenapa kamu mesti memukulnya?” tanyaku. Sebenarnya kata-kata itu sudah kuucapkan sejak ia TK Besar, sehabis ia berkelahi atau bercanda kasar dengan temannya. Ia selalu saja punya alasan. “Ia memukulku lebih dulu,” katanya suatu kali. Atau, kali lain dia bilang, “Ia nakal, memukulku dan juga memukul teman lain.” Aku mencoba sabar dan memberinya pemahaman, “Kan bisa diberi tahu saja, tidak perlu balas memukul….” Namun, pernah ia dengan tampang serius memberikan alasan lagi, “Wah, tak bisa itu, Yah. Kalau tak kupukul, ia malah bisa tambah nakal lho, Yah.” Aku memang kadang merasa agak boros energi, tetapi kunikmati dialog seperti ini dengan anakku, “Coba saja bersikap baik padanya. Biasanya, anak nakal itu karena kurang kasih sayang. Bisa kurang kasih sayang dari orang tuanya, dari kakak dan adiknya, atau dari teman-temannya termasuk kamu. Coba kamu upayakan, dan ajak juga teman-temanmu yang lain. Pasti ada cara lain, selain dengan kekerasan….” (warindra)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates